Karya Cantik 10 Desainer Tutup IFF 2014
A
A
A
JAKARTA - Perhelatan I Fashion Festival (IFF) 2014 yang merupakan dukungan MNC Media terhadap perkembangan industri kreatif dan kemajuan fashion Indonesia ditutup tadi malam.
Pagelaran pada hari terakhir menampilkan karya 10 desainer dari dalam dan luar negeri. Dihelat dalam dua slot, sesi pertama memamerkan koleksi desainer luar negeri termasuk perancang tamu yang namanya mulai mendunia antara lain Melinda Looi dari Malaysia, Nat Soknan (Kamboja), Charles Cua (Filipina), dan Espen Salberg (Norwegia). “Ini kesempatan yang baik untuk menunjukkan kecantikan negara saya lewat fashion,” ujar Soknan.
Senada dengan Soknan, Charles Cua sangat antusias bisa memamerkan karyanya di panggung IFF. Begitu pun Espen Salberg. Sebagai inspirasi, Espen mengatakan ide muncul dari summer evening. “Kita datangkan desainer luar untuk bergabung. Pemilihan empat perancang tersebut kita lakukan saat mengikuti ajang Asia Fashion Week di Kuala Lumpur. Kita bertemu Soknan dan Charles Cua yang karyanya bagus serta wearable,” ungkap Eksekutif Produser MNC Fashion Henry Juniffer.
Pada malam terakhir IFF digelar Fashion Awards sebagai rangkaian ulang tahun kedua MNC Fashion. Penghargaan diberikan kepada Dian Sastrowardoyo untuk kategori Best Fashionista 2014 dan Lifetime Achievement Award untuk desainer Ghea Pangabean. Pada slot kedua, acara yang dihelat di Bali Room Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, menghadirkan sederet desainer yang namanya sudah tak asing lagi di antaranya Ivan Gunawan, Hengki Kawilarang, Soko Wiyanto, Rinda Salmun, Number 1 by LPTB Susan Budihardjo, serta Rafi Ridwan, desainer muda berusia 12 tahun.
“Saya berterima kasih diajak berpartisipasi. Ada 14 koleksi yang dihadirkan di sini dengan tema Kejora,” ungkap Ivan Gunawan. Tahun ini, menurut Ivan, dirinya mulai fokus merancang busana ready-to-weardan busana pria. Di pagelaran karyanya tadi malam, dia pun menghadirkan beberapa tampilan busana kaum adam.
Ivan menyebut kesempatan tampil di ajang IFF yang membuatnya bersanding dengan desainer luar negeri merupakan ajang untuk mengukur kualitas diri. Bagi label Number 1 by LPTB Susan Budihardjo, berpartisipasi dalam IFF merupakan kali pertama. Sesuai tema East Meets West yang diusung IFF, Number 1 by LPTB Susan Budihardjo mengambil tema vernacular yang merupakan huruf Jawa Kuno.
Koleksinya menampilkan esensi young dan edgy. Sementara Hengki Kawilarang, yang tahun lalu juga turut serta di IFF, memamerkan 10 koleksi yang terinspirasi dari Ratu Elizabeth. Keanggunan wanita muncul dalam detail, siluet, dan warna yang diadaptasi ke dalam desain modern.
Seluruh gaun menggunakan material organza, lace, brokat, tulle, damask, jaguard, berpadu cantik dengan teknik bordir Tasikmalaya dan hasil perajin Yogyakarta. Dari Rafi Ridwan, koleksi rancangan bertajuk “The Color of My Soul” tampil dengan berbagai tone warna. Kecintaan Rafi akan kain tradisional Indonesia juga tertuang dengan eksplorasi pemakaian material kain seperti batik pesisir serta ikat Bima melebur dalam cutting modern berdetail drapery, ruffles, dan potongan asimetris.
Dyah ayu pamela
Pagelaran pada hari terakhir menampilkan karya 10 desainer dari dalam dan luar negeri. Dihelat dalam dua slot, sesi pertama memamerkan koleksi desainer luar negeri termasuk perancang tamu yang namanya mulai mendunia antara lain Melinda Looi dari Malaysia, Nat Soknan (Kamboja), Charles Cua (Filipina), dan Espen Salberg (Norwegia). “Ini kesempatan yang baik untuk menunjukkan kecantikan negara saya lewat fashion,” ujar Soknan.
Senada dengan Soknan, Charles Cua sangat antusias bisa memamerkan karyanya di panggung IFF. Begitu pun Espen Salberg. Sebagai inspirasi, Espen mengatakan ide muncul dari summer evening. “Kita datangkan desainer luar untuk bergabung. Pemilihan empat perancang tersebut kita lakukan saat mengikuti ajang Asia Fashion Week di Kuala Lumpur. Kita bertemu Soknan dan Charles Cua yang karyanya bagus serta wearable,” ungkap Eksekutif Produser MNC Fashion Henry Juniffer.
Pada malam terakhir IFF digelar Fashion Awards sebagai rangkaian ulang tahun kedua MNC Fashion. Penghargaan diberikan kepada Dian Sastrowardoyo untuk kategori Best Fashionista 2014 dan Lifetime Achievement Award untuk desainer Ghea Pangabean. Pada slot kedua, acara yang dihelat di Bali Room Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, menghadirkan sederet desainer yang namanya sudah tak asing lagi di antaranya Ivan Gunawan, Hengki Kawilarang, Soko Wiyanto, Rinda Salmun, Number 1 by LPTB Susan Budihardjo, serta Rafi Ridwan, desainer muda berusia 12 tahun.
“Saya berterima kasih diajak berpartisipasi. Ada 14 koleksi yang dihadirkan di sini dengan tema Kejora,” ungkap Ivan Gunawan. Tahun ini, menurut Ivan, dirinya mulai fokus merancang busana ready-to-weardan busana pria. Di pagelaran karyanya tadi malam, dia pun menghadirkan beberapa tampilan busana kaum adam.
Ivan menyebut kesempatan tampil di ajang IFF yang membuatnya bersanding dengan desainer luar negeri merupakan ajang untuk mengukur kualitas diri. Bagi label Number 1 by LPTB Susan Budihardjo, berpartisipasi dalam IFF merupakan kali pertama. Sesuai tema East Meets West yang diusung IFF, Number 1 by LPTB Susan Budihardjo mengambil tema vernacular yang merupakan huruf Jawa Kuno.
Koleksinya menampilkan esensi young dan edgy. Sementara Hengki Kawilarang, yang tahun lalu juga turut serta di IFF, memamerkan 10 koleksi yang terinspirasi dari Ratu Elizabeth. Keanggunan wanita muncul dalam detail, siluet, dan warna yang diadaptasi ke dalam desain modern.
Seluruh gaun menggunakan material organza, lace, brokat, tulle, damask, jaguard, berpadu cantik dengan teknik bordir Tasikmalaya dan hasil perajin Yogyakarta. Dari Rafi Ridwan, koleksi rancangan bertajuk “The Color of My Soul” tampil dengan berbagai tone warna. Kecintaan Rafi akan kain tradisional Indonesia juga tertuang dengan eksplorasi pemakaian material kain seperti batik pesisir serta ikat Bima melebur dalam cutting modern berdetail drapery, ruffles, dan potongan asimetris.
Dyah ayu pamela
(bbg)